FUNGSI DAN
MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
- PRINSIF PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau
mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu harus
diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya antara lain:
- Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu.
- Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar.
- Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.
- Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
- Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang mengunakannya.
- Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multi media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar-mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.
Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media
pengajaran dalam PBM, yakni:
- Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
- Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.
- Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
- Media pengajaran juga harus sesuai denga kondisi individu siswa.
- Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.
Penggunaan media pengajaran seharusnya
mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
- Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi pelajaran) disampaikan.
- Jika objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah yang diajak ke lokasi objek tersebut.
- Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi objek tersebut, usahakan model atau tiruannya.
- Bilamana model atau maket juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari objek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut.
- Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa.
- Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan objek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran [1]
- FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal
dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya
disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang
lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media
(media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang
muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”.
Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia
Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.[2]
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media visual, yaitu:
- Fungsi atensi,
- Fungsi afektif,
- Fungsi kognitif,
- Fungsi kompensatoris.
- Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali
pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata
pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka
sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang
diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan
perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian,
kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
- Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
(atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah
emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau
ras.
- Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
- Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa
yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan
siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.[3]
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi
tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau
kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
- Memotivasi minat atau tindakan,
- Menyajikan informasi,
- Memberi instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan
dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat
dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul
tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan subangan material).
Pencapaian tujuan ini akan memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka
penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian
bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau
pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau
teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa
bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada
persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada
perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun
dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi
harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi
prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping
menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.[4]
- MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
- Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
- Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a.
Objek yang terlalu besar, bisa
digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;
b.
Objek yang kecil-dibantu dengan
proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c.
Gerak yang terlalu lambat atau
terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d.
Kejadian atau peristiwa yang
terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film
bingkai, foto maupun secara verbal;
e.
Objek yang terlalu kompleks
(misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain,
dan
f.
Konsep yang terlalu luas (gunung
berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di visualkan dalam bentuk film,
film bingkai, gambar, dan lain-lain.
- Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a.
Menimbulkan kegairahan belajar;
b.
Memungkinkan interaksi yang lebih
langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;
c.
Memungkinkan anak didik belajar
sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
- Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakan lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
a.
Memberikan perangsang yang sama;
b.
Mempersamakan pengalaman;
c.
Menimbulkan persepsi yang sama.[5]
Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat
memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam
system pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan
materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat
terealisasi:
- Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
- Membuahkan perubahan signifikan tingkah lalu siswa;
- Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran dan kebutuhan dan minta siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa;
- Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
- Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;
- Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;
- Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajar;
- Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang berkala dapat kembangkan;
- Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat;
- Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan system gagasan yang bermakna.
Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam
proses belajar siswa, yaitu:
- Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
- Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
- Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
- Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Encyclopedei of
Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media
pendidikan sebagai berikut:
- Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
- Memperbesar perhatian siswa.
- Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
- Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
- Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
- Membantu tubuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
- Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.[6]
[1] Prof.
Dr. h. Asnawir dan Drs. M. Basyiruddin
Usman, M.Pd. Media Pembelajaran,( Jakarta : Ciputat Pers, , 2002),
hal.19-25.
[2] http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-pembelajaran/
[3] Prof.Dr.
Azhar Arsyad, M.A., Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada, , 1997), hal. 16-17.
[4] Ibid,
hal. 19-21.
[5] Dr.
Arief S. Sadiman, M.Sc.,Drs. R. Rahardjo, M.sc.,Anung Hayono,M.sc.,C.A.S., dan
Rahardjito.MEDIA PENDIDIKAN Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005). hal.17-18.
[6] Op.cit.,
hal.25.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar