Kamis, 12 Januari 2012

Atas nama cinta


cinta adalah urusan hati. Hati adalah urusan Allah. Cinta adalah anugrah yang diberikan oleh Allah kepada hambanya. Rasa cinta bisa muncul didalam hati siapa saja. Hal ini bukanlah karena kebetulan, tetapi Allah yang membolak-balikkan hati manusia. Muqallibal quluub.
Rasa cinta yang ada di dalam hati itu harus disyukuri. Apakah kamu tidak takut kalau rasa cinta itu dicabut dari hatimu? Bagaimana kalau rasa cinta itu berubah menjadi benci? Bukankah sangat mudah bagi Allah membolak-balikkan hati manusia? Semua itu mungkin saja terjadi jika Allah sudah murka. Banyak remaja sekarang yang mengatasnamakan perbuatannya berdasarkan cinta, diantaranya adalah berpelukan, ciuman bahkan ada yang berhubungan layaknya pasangan suami istri (padahal mereka belum menikah) dengan atas nama cinta. Mereka menuntut pembuktian cinta dengan mengindahkan hukum agama. Cinta sering dijadikan kambing hitam. Apakah perbuatan ini benar? Apakah cinta bisa menghalalkan yang haram?
STOP!!
Cinta bukanlah segalanya. Cinta hanya sebagian cerita manis dalam kehidupan. Cinta juga bisa bertambah dan berkurang.
Apakah anda tega melihat orang yang anda cintai disakiti? Apakah anda rela jika dia disiksa? Apakah anda tega melihat dia disiksa di neraka? Apalagi jika penyebabnya adalah anda sendiri.
cinta bukanlah virus (sehingga harus mencari dokter cinta). Cinta adalah fitrah. Semua orang berhak untuk merasakan cinta. Cinta memang tidak dilarang, tapi cinta harus diarahkan agar tidak salah dalam memaknai cinta.
Cinta bukan sebatas Kau dan Aku. Cinta lebih dari itu. Cinta terlalu suci untuk itu.
Sebuah pertanyaan yang simple. Bisakah kita menjaga cinta? TANPA HARUS MELANGGAR BATASAN AGAMA. . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar